Sabtu, 25 Februari 2012

Entrepreneur Harus Inovatif, Bukan Replikatif

Indonesia, meski memang diakui sebagai salah satu pasar negara berkembang (emerging market) yang paling potensial di dunia, masih menghadapi berbagai macam persoalan dalam menyuburkan jumlah pengusaha seperti di antaranya keterbatasan modal dan akses ke sumber pendanaan dan lembaga keuangan. 

Selain itu, ditemui pula rendahnya kualitas SDM pelaku usaha, kemampuan pemasaran yang terbatas, akses informasi usaha yang masih rendah, dan belum terjalinnya dengan baik kemitraan Belum terjalinnya dengan baik kemitraan saling menguntungkan antar pelaku usaha (KUMKM, Usaha Besar dan BUMN). Demikian dinyatakan oleh Soetarto perwakilan Kementerian Koperasi dan UKM dalam Seminar Nasional “Mencetak Sejuta Lapangan Kerja dengan Usahawan“.

Sementara itu Antonius Tanan, presiden Universitas Ciputra Entrepreneurship Center menyoroti bagaimana kita tak hanya berupaya untuk menciptakan lapangan pekerjaan tapi juga harus menciptakan pengusaha yang akhirnya menciptakan lapangan kerja. “Namun, bagaimana kriteria seorang pengusaha atau entrepreneur yang bisa membawa bangsa ini menuju kemajuan?” ia bertanya kepada hadirin.

Antonius menjelaskan lebih lanjut bahwa entrepreneur itu harusnya yang bersifat inovatif. Entrepreneur inovatif, bukan replikatif (yang hanya meniru) atau necessity (yang terdorong karena kebutuhan, tak ada pilihan), adalah yang dibutuhkan bangsa ini menuju kejayaan.

Di sisi lain, Raja Sapta Oktonari selaku Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) menyatakan keprihatinannya karena pengusaha domestik belum sepenuhnya menjadi tuan rumah di negerinya sendiri. Apalagi di tengah derasnya serbuan investasi dan masuknya entrepreneur asing ke tanah air, kesadaran untuk tetap menjadi tuan rumah di negeri sendiri perlu ditingkatkan.

Akan tetapi ia mengemukakan pula beberapa alasan yang bisa menjelaskan mengapa fenomena seperti ini bisa terjadi. Raja menerangkan, ”Para pemanku kepentingan seperti perbankan di Indonesia masih belum mewujudkan keberpihakan mereka terhadap pengusaha dalam negeri”. Harus dibuka akses agar mereka pengusaha baru bisa bekerja lebih maksimal. “Bukannya kita pengusaha yang cengeng, tapi memang begitulah adanya,” demikian imbuhnya.

***

(Sumber : ciputraentrepreneurship)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar