Kamis, 05 April 2012

Franchise: Dari Gerobak ke Restoran

Meski tampak gampang, berjualan bakmi tidaklah mudah. Jumlah mereka yang sukses mungkin sama banyaknya dengan penjual bakmi yang gagal lalu beralih ke usaha lain. Uniknya, pasar bakmi tak pernah kehabisan pedagang. Selalu muncul pedagang baru. Hanya saja mereka yang bisa bertahan ternyata yang menghasilkan rasa bakmi yang enak dan khas. Salah satunya bisa disebut Bimada yang mengelola jaringan Bakmi Raos.

Ada yang unik dari perjalanan bisnis Bimada. Ketika pertama kali ia terjun jadi pengusaha bakmi justru diawali dengan menjadi franchisee sebuah franchise bakmi besar. Cuma usahanya itu gagal pada bulan-bulan awal padahal investasinya sampai ratusan juta rupiah. Meski begitu Bimada tak kapok. Ia yakin pasar bakmi tak akan pernah kehilangan pelanggan. Itulah kenapa ia lebih memilih mencoba lagi ketimbang mencari bisnis lain.


Langkah pertama ia  belajar membuat bakmi dengan mengikuti kursus bersama ibu-ibu. Ini berarti ia kembali ke titik nol. Setelah bisa membuat bakmi ia jualan bakmi di sebuah lapak di Bintaro. Meski bakminya lumayan enak, saat itu ia belum menemukan resep bakmi yang benar-benar maknyos. Baru setelah seorang kawannya membisiki resep khusus, rasa bakminya makin mantap. Dari situlah lahir Bakmi Raos.


Sejak awal Bimada memang ingin mengembangkan Bakmi Raos menjadi jaringan besar. Lalu pada tahun 2003 ia merekrut para pedagang bakmi untuk menjajakan Bakmi Raos dalam gerobak. Awalnya ia membangun dua gerobak dengan modal Rp 10 juta. Sistemnya, ia mendapat margin Rp 1.500 per mangkok bakmi yang terjual sedangkan pedagangnya memperoleh Rp 1.000 dari harga Rp 6.000 per mangkok. Pola usaha ini akhirnya berkembang. Dari hanya dua gerobak lalu bertambah menjadi sepuluh. Dan dalam tempo setahun ia sudah memiliki 193 gerobak. Jumlah pedagang yang dilatihnya –-sebagian keluar-masuk-- mencapai 600 orang hingga tahun 2006.

 
Untuk mengembangkan usahanya lebih cepat lagi, ia membangun pola kemitraan. Dengan pola ini Bimada tak perlu menggaji mereka. Mitranya cukup membeli mie dan minyak goreng darinya plus gerobak yang ia rancang. Kemitraan ini hingga menghasilkan jaringan mitra mencapai 120 orang. Total bersama grobak miliknya ia bisa mendirikan lebih dari 300-an outlet. Pola kemitraan yang berhasil merekrut banyak mitra ini membuat Bimada meraih juara satu dalam ajang Dji Sam Soe Award 2006 sebagai UKM Terbaik Indonesia tahun itu.

Setelah berjalan lima tahun, mulai tahun 2008 ini Bimada mengembangkan pola kemitraan yang berbeda dari sebelumnya. Kali ini ia tawarkan pengalamannya mengelola Bakmi Raos dan Cippes Family Resto (yang juga sukses ia waralabakan) untuk menjaring mitra bisnis yang benarbenar ingin jadi pengusaha restoran. Ide ini, ujar Bimada, karena dari pengalamannya investor yang mengelola gerai kecil kurang mendapat tantangan. Lagi pula, dengan investasi yang sekitar Rp 10 juta sebelumnya, kebanyakan mitranya tak sungguh-sungguh ingin jadi pengusaha. “Mereka menganggap usahanya itu hanyalah usaha sampingan. Bagaimana bisa mendapatkan keuntungan besar jika usahanya hanya usaha sampingan. Lagi pula kalau usahanya itu bangkrut tak membuat mereka menangis,” ujarnya ketidaksungguhan mitranya itu.


Nah, kemitraan yang baru ini benar-benar menantang. Nilainya juga lumayan dengan variasi investasi mulai dari  Rp 20 juta  hingga  Rp 150 juta yang terbagi dalam empat paket usaha. Paket investasi Rp 20 juta hingga Rp 25 juta menjual mie ayam, bakwan Malang, dan Mpek Mpek Palembang dalam satu gerobak. Paket berikutnya merupakan paket usaha mendirikan Mini Resto dan Family Resto. Berbeda dengan paket sebelumnya, dua paket ini merupakan pembimbingan usaha mendirikan restoran dengan konsep restoran sesuai keinginan mitra. 

Paket Mini Resto ditawarkan dengan biaya kemitraan Rp 45 juta dengan pilihan mini resto untuk jenis makanan Chinese Food atau Western Food. Sedangkan Paket Family Resto yang ditawarkan dengan investasi Rp 75 juta untuk restoran yang men makanan Chinese Food dan Western Food sekaligus. Ada juga paket kafe Bakmi Raos dengan investasi Rp 150 juta. Nah, aneka paket  itu bisa BEP dalam waktu kurang dari 2 tahun.
 ***

sumber:  http://majalahduit.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar