Produk berbahan kulit asli memang terbilang mahal. Tapi bukan berarti
produk ini tak diminati masyarakat. Buktinya, bisnis produk kulit terus
dibanjiri pesanan hingga bisa meraup omzet miliaran rupiah.
"Pesanan ada aja walaupun saingan lebih ketat," ujar pemilik usaha Sasta Collection, Santi, kepada Kompas.com, di sela-sela Gelar Sepatu, Kulit, dan Fashion 2012, di Jakarta Convention Center, Senayan, Sabtu (19/5/2012).
Santi
yang telah memulai usaha sejak tahun 2000 ini mengaku tak pernah
mengalami sepi pembeli sekalipun usaha produk kulit kian menjamur di
Garut, Jawa Barat. Produk kulitnya, mulai dari dompet hingga tas, terus
menyasar pasar di Jakarta hingga Yogyakarta. "Bahkan sampai Batam.
Mereka (pembeli) ambil barang ke saya," sambung dia.
Pembeli dari
negera tetangga, yakni Malaysia, pun langsung berkunjung ke Garut, untuk
membeli produk kulit Santi dan suaminya, Adis. "(Pembeli) Malaysia
sering ke toko tiap minggu atau dua minggu. Belanja barang yang ada di
toko," ucapnya.
Kian banyaknya masyarakat yang membeli produk
kulit asli pun diakui oleh Ali Zaenal Abidin, adik pemilik usaha produk
kulit Barokah, di Sidoarjo, Jawa Timur. Ali mengatakan, harga produk
kulit tentunya lebih mahal ketimbang imitasi. Misalnya, untuk dompet
kulit yang dijualnya dihargai sekitar Rp 85.000 per buah, lalu untuk
sebuah jaket kulit bisa sampai Rp 1,2 juta.
Ali menyebutkan,
mahalnya produk kulit sudah tentu membuat omzet usaha pun kian besar.
Keuntungan usaha produk kulit bisa berlipat-lipat. "Omzet terus naik, ya
setahun ya bisa miliaran rupiah," tegas dia.
Ia pun mengaku,
selama empat hari pameran di arena Pekan Raya Jakarta (PRJ), Kemayoran,
pada pekan lalu, bisa meraup omzet Rp 50 juta. "Itu cuma empat hari, kan
rata-rata pameran memang segitu harinya," pungkas dia.
***
sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar